TRENDING

NEWS

MERCATO

ANALISIS

Wednesday, September 9, 2015

4 Tahun Juventus Stadium.







Empat tahun telah berlalu sejak di resmikannya rumah kita, Juventus Stadium. Sebuah era baru dimulai saat bianconeri menjadi pioner, klub serie A pertama yang membangun stadion dengan kepemilikan klub. Juventus Stadium dibangun pada lahan kandang Juventus sebelumnya, Delle Alpi. Dalam rentang waktu singkat Juventus Stadium menjadi kebanggaan klub, loyalis dan Juventini. 

Juventus Stadium menjadi rumah dan kenangan-kenangan yang akan diingat selamanya, menghasilkan momen-momen tak terlupakan dan kemenangan empat gelar Scudetto secara beruntun. 

Dan tahun ini, untuk memperingati 4 tahun Juventus Stadium, pihak klub mengajak dan memberi kesempatan Juventini untuk ikut merayakannya. #UnescoCup edisi kedua, begitu tajuk pertandingan yang akan dilakoni oleh para legenda Juventus melawan legenda Boca Juniors, klub besar asal Argentina untuk merayakan 4 tahun Juventus Stadium.

Unesco Cup merupakan kegiatan amal, dimana hasil seluruh keuntungan laga yang mempertemukan legenda kedua klub akan disalurkan kepada Unesco. Juventus menjadi tuan rumah proyek dari UNESCO dalam mendukung mantan tentara anak di Mali dan Afrika Tengah. 


Pada pertandingan ini hadir wajah-wajah familiar dari kesuksesan-kesuksesan Bianconeri di masa lalu.  tim Juventus Legends kali ini di perkuat oleh kiper Angelo Peruzzi dan Stefano Tacconi, bergabung juga Ciro Ferrara, Mark Iuliano, Paolo Montero, Alessandro Birindelli, Zoran Mirkovic dan Moreno Torricelli di lini pertahanan, di tengah ada Mauro Camoranesi, Edgar Davids dan Pavel Nedved. Ketiga legenda ini akan memberikan umpan-umpan berkelas kepada barisan penyerang Fabrizio Ravanelli, Nicola Amoruso, Salvatore Schillaci dan David Trezeguet. Semuanya legenda kebanggaan Juventini ini tampil untuk kedua kalinya dalam UNESCO Cup. Sayang pada laga ini tak ada Del Piero, pemain kebanggaan saya. 

Hasil pertandingan Unesco Cup sendiri dimenangkan oleh legenda Boca Juniors lewat adu pinalti setelah kedua babak yang dijalani dengan hasil imbang 1-1. Selamat untuk Boca Juniors Legend!.

Berikut cuplikan pertandingan antara Juventus Legend vs Boca Juniors Legends.









Akhir kata, home is where your heart is.. Happy Birthday Juventus Stadium.





Profil singkat penulis.
Budiman Arif. Pemuda kelahiran 27 Desember di Tasikmalaya ini berprofesi sebagai IT Helpdesk di sebuah perusahaan provider. Tidak terlalu suka menonton film, tapi penyimak yang baik. Buku, kopi, dan musik adalah 3 sahabat karib dalam kesehariannya.





Tuesday, September 8, 2015

Kata Marcello Lippi, Takhta Juventus Dalam Ancaman Serius.

Marcello Lippi




Juventus menguasai takhta Serie A selama empat musim terakhir. Namun, musim ini, menurut Marcello Lippi, dominasi Juventus berada dalam ancaman serius.
Juventus era baru, tanpa Andrea Pirlo, Carlos Tevez dan Arturo Vidal, melalui start buruk di Serie A dengan kekalahan beruntun atas Udinese serta AS Roma dalam dua giornata awal. Selain itu, para penantang pasukan Massimiliano Allegri untuk merebut Scudetto pun sekarang jauh lebih kompetitif dibandingkan musim-musim sebelumnya.

Berkat operasi di lantai bursa, Roma, yang selama dua musim terakhir selalu jadi runner-up, sudah lebih kuat. Begitu pula dua rival tradisional mereka, AC Milan dan Inter Milan. Napoli dengan pelatih baru Maurizio Sarri pun mulai menunjukkan perkembangan yang positif.

"Roma telah menuntaskan tiga transfer penting (Edin Dzeko, Mohamed Salah, Wojciech Szczesny). Saya juga yakin bahwa Inter berada di jalur yang tepat saat ini," kata Lippi seperti dikutip Gazzetta World.

"Napoli juga menunjukkan tanda-tanda positif. Saya percaya, perburuan Scudetto akan berlangsung sangat sengit," imbuhnya.

Dominasi Juventus terancam berakhir. Meski sudah mendatangkan sederet amunisi anyar, dari Paulo Dybala hingga Hernanes, tak ada jaminan Juventus akan kembali menjadi raja di Italia musim ini. Namun, La Vecchia Signora tak bisa dicoret begitu saja.

"Juve tidak boleh dan tidak perlu khawatir walau belum mendapatkan satu poin pun sampai titik ini. Jangan melihat klasemen. Juve masih punya banyak waktu untuk memperbaiki performa, merebut poin yang hilang, dan memulihkan nama besar mereka," pungkas mantan pelatih Napoli, Juventus serta Inter tersebut. 


Tuesday, September 1, 2015

Selamat datang Hernanes!

Hernanes memilih nomer punggung 11.

Gelandang Brasil ini berjanji untuk mencetak lebih banyak gol di Juventus setelah resmi didatangkan dari Internazionale.

Hernanes merupakan target dadakan setelah Juventus gagal mendapatkan buruan utama mereka, Julian Draxler. Hernanes telah menandatangani kontrak tiga tahun dengan tebusan €11 juta ditambah kemungkinan bonus €2 juta. 

Hernanes mengungkapkan kebanggaannya setelah bergabung dengan Juventus. Ia berniat melakukan yang terbaik untuk klub anyarnya tersebut.

Lewat akun Instagram-nya, Hernanes mengungkapkan kebanggaan berseragam Juventus, "Dengan bangga dan hormat, saya memperkenalkan seragam baru saya. Saya punya motivasi besar untuk melakukan yang terbaik di pengalaman baru ini."

Hernanes sendiri memiliki statistik gol cukup baik di Italia, yakni 39 gol dari 156 partai Serie A bersama Lazio dan Inter. Mari kita berharap semoga Hernanes dapat bermain baik dan menambah kekurangan tim.






 Welcome to Hernanes, now it's time we leave everything on the field!

Tuesday, August 25, 2015

50 Legenda Juventus

 

Membangun sebuah klub besar layaknya Juventus bukanlah hal yang mudah. Tak ada kata instan di dalamnya. Butuh perjuangan berpuluh-puluh tahun untuk bisa menciptakan klub raksasa Juventus. Banyak cerita manis dan pahit kala membangun Juventus. Banyak tragedi-tragedi mengenaskan yang pernah di alami Juventus. Sebut saja tragedi Heyzel. Atau hilang dan gugurnya para official serta pemain-pemain Juventus kala perang dunia berkecamuk. Namun, semua itu adalah kenangan masa lalu yang telah memberikan banyak pelajaran bagi Juventus.
 
Membangun sebuah klub besar layaknya Juventus bukanlah hal yang mudah. Tak ada kata instan di dalamnya. Butuh perjuangan berpuluh-puluh tahun untuk bisa menciptakan klub raksasa Juventus. Banyak cerita manis dan pahit kala membangun Juventus. Banyak tragedi-tragedi mengenaskan yang pernah di alami Juventus. Sebut saja tragedi Heyzel. Atau hilang dan gugurnya para official serta pemain-pemain Juventus kala perang dunia berkecamuk. Namun, semua itu adalah kenangan masa lalu yang telah memberikan banyak pelajaran bagi Juventus.
 
Pada tahun 2011, Juventus resmi memperkenalkan stadion baru mereka yang bernama “Juventus Arena”. Stadion ini adalah pengganti stadion lama mereka yang bernama “Delle Alpi”. Juventus Arena  adalah stadion yang dibangun menggunakan biaya klub sendiri. Sehingga tak ada lagi campur tangan dari pihak pemerintah terhadap stadion. Berbeda dengan stadion Delle Alpi, Juventus Arena tentunya lebih megah. Namun artikel kali ini tak akan membahas tentang kemegahan stadion Juventus Arena, melainkan salah satu bagian Juventus Arena yang menarik. Menarik karena apa? Karena pada bagian itu terdapat nama-nama 50 legenda Juventus. Nama-nama para legenda Juventus ini terukir indahdalam sebuah bintang. Nama-nama para legenda ini terpasang disepanjang jalan Juventus  Arena. Siapa sajakah ke 50 pemain legenda yang namanya diabadikan di Juventus Arena? Berikut adalah nama-nama tersebut.
 
Daftar 50 pemain legenda Juventus (urutan berdasarkan jumlah penampilan bersama Juventus):
  1. Zbigniew Boniek (133)
  2. Paolo Rosi (138)
  3. Gianluca Vialli (145)
  4. Romeo Benetti (159)
  5. Fabrizio Rafanelli (160)
  6. John Charles (178)
  7. Didier Deschamps (178)
  8. John Hansen (187)
  9. Luvidio Centimenti IV (188)
  10. Raimundo Orsi (194)
  11. Umberto Calligaris (198)
  12. Roberto Baggio (200)
  13. Zinedine Zidane (212)
  14. Michel Platini (224)
  15. Moreno Torricelli (230)
  16. Carlo Bigatto (234)
  17. Fabio Capello (239)
  18. Omar Sivori (253)
  19. Angelo Di Livio (269)
  20. Paolo Montero (278)
  21. Mauro Camoranesi (286)
  22. Luis Del Sol (294)
  23. Angelo Peruzzi (301)
  24. Pietro Anastasi (303)
  25. Felice Borel (308)
  26. David Trezeguet (317)
  27. Pavel Nedved (327)
  28. Pietro Rafa (330)
  29. Gianluigi Buffon (338)
  30. Carlo Parola (340)
  31. Ciro Ferrara (358)
  32. Virgimio Rosetta (365)
  33. Gianluca Pessoto (366)
  34. Giampiero Combi (367)
  35. Marco Tardelli (375)
  36. Stefano Tacconi (377)
  37. Sergio Brio (378)
  38. Alessio Tacchinardi (406)
  39. Claudio Gentile (414)
  40. Antonio Conte (419)
  41. Antonello Cuccureddu (433)
  42. Antonio Cabrini (440)
  43. Franco Causio (447)
  44. Sandro Salvadore (450)
  45. Giampiero Boniperti (462)
  46. Reberto Bettega (481)
  47. Dino Zoff (476)
  48. Gaetano Scirea (552)
  49. Giuseppe Furino (528)
  50. Alessandro Del Piero (625)
Data ini adalah hasil survei dari anggota situs resmi Juventus. Mungkin ada beberapa bintang yang tidak masuk daftar Hall of Fame Juventus ini. Tak usah kecewa, karena mereka tetaplah bintang yang akan selalu dikenang namanya dihati para Juventini.
 
“Legenda adalah bukti sebuah kejayaan. Forza Juve!” (Video 50 Legenda Juventus)
 
 

Welcome to Juventus Juan Cudrado


Logo Resmi Juventus dari Masa ke Masa

 
Evolusi Logo Juventus

Sepanjang sejarah sejak berdiri pada 1 November 1897, logo resmi Juventus telah mengalami beberapa kali perubahan dimulai sejak tahun 1920.

Perubahan terakhir adalah pada menjelang musim 2005-2006 sebagai perayaan seratus tahun gelar Scudetto pertama yang diraih Juve. Pada tahun tersebut Bianconeri mengubah logo menjadi oval, dengan lima garis vertical, dan banteng yang dibentuk dalam sebuah siluet. 

Dulu sebelum musim 2005-2006, Juve memiliki sebuah symbol berwarna biru (yang merupakan symbol lain dari kota Turin). Selain itu ditambahkan juga dua bintang yang menggambarkan La Vecchia Signora sebagai satu-satunya klub yang mampu memenangi gelar Seri-A 20 kali.

Sementara di era tahun 1980-an, logo Juve lebih banyak dihiasi dengan lambang seekor zebra, menggambarkan mereka sebagai tim zebra kuat di Seri-A.

Monday, August 24, 2015

Miskin Kreasi, Juventus Butuh Sosok Genius

Juve minim peluang emas hadapi Udinese.

Melihat kekalahan Juventus atas Udinese, tampak jelas jika Si Nyonya Tua membutuhkan sosok genius dalam mengkreasi peluang.

Juventus mungkin telah membuka Serie A Italia musim 2015/16 dengan cara yang paling buruk. Menelan kekalahan, gagal mencetak gol, dan itu semua terjadi di stadion kebanggaan mereka, Juventus Stadium. Rekor 47 partai kandang tak terkalahkan di Serie A yang dimulai pada 2013 lalu pun berakhir.
Hasil minor yang didapat dari Udinese tersebut mengulang tragedi lima tahun silam, kali terakhir Juve kalah pada giornata perdana. Lebih buruk, karena dalam 87 tahun terakhir inilah kekalahan pertama La Vecchia Omcidi di kandang sendiri pada gironata perdana!

Kini aura negatif semakin tegas mengitari skuat Juve. Segala kekhawatiran, mulai dari kepergian para bintangnya, mitos buruk musim kedua Massimiliano Allegri, serta hasil pra musim yang tak memuaskan, derita seakan makin lengkap dengan kekalahan di giornata perdana ini.

Juve memang tak bisa disebut bermain buruk, karena menguasai laga hingga persentase 66 persen bahkan sanggup melepaskan 21 tembakan ke arah gawang! Namun masalah terlihat begitu jelas, bagaimana I Bianconeri tidak memiliki pemain yang jadi inspirasi permainan. 


 
Kepergian Tevez, Pirlo, dan Vidal begitu terasa dampaknya

"Kepergian Carlos Tevez, Andrea Pirlo, dan Arturo Vidal adalah kehilangan besar bagi Juventus. Kekuatan yang sudah dibangun nyaris sempurna selama bertahun-tahun harus diatur ulang," begitu komentar Dino Zoff, menyambut musim 2015/16 bagi mantan klub yang memberinya predikat legenda tersebut.
Tak bisa dibantah, Tevez, Pirlo, dan Vidal, memiliki peran yang terlampau krusial dalam dua hingga empat musim terakhir kejayaan Juve.

Pirlo merupakan sutradara lapangan yang mengintepretasikan instruksi pelatih lewat cara fantastis. Vidal adalah pemain bertenaga kuda yang jadi aktor pertama pemutus serangan lawan sekaligus pembangun serangan timnya. Tevez? Dia adalah penyelesai segalanya dalam bentuk gol bahkan dari situasi sesulit apapun.
Kini Juve tak lagi memiliki pemain dengan peran besar seperti itu. Dalam kasus hadapi Udinese, situasi I Bianconeri bahkan diperparah dengan cederanya Sami Khedira, Claudio Marchisio, hingga Alvaro Morata.
Puing-puing kejayaan memang masih terlihat dalam permainan Paul Pogba cs, namun harus diakui jika mereka sungguh bermain tanpa inspirasi.


 
Sorotan lainnya adalah taktik Allegri, yang tak memasang komposisi starting XI plan B dengan tepat. Skema 3-5-2 yang sejatinya tidak berjalan baik dalam rengkuhan Piala Super Italia 2015 lalu, kembali jadi andalan. Selain itu komposisi pemain yang diturunkan juga menimbulkan tanda tanya.
Formasi 3-5-2 ala Antonio Conte yang sedikit direvisi oleh Allegri memang menuai kesuksesan musim lalu. Namun titik berat dari taktik tersebut adalah pertahanan, bukan sebaliknya. Sementara skema andalan 4-3-1-2 yang lebih menjanjikan gelontoran gol, justru baru diterapkan pasca Juve kebobolan di menit ke-78. Menghadapi tim yang lebih inferior layaknya Udinese, La Vecchia Signora jelas butuh gol cepat guna mengakhiri pertandingan lebih dini.
Sementara untuk komposisi pemain, keputusan aneh dibuat Allegri dengan menurunkan Kingsley Coman dan Simone Padoin. Coman yang merupakan seorang gelandang serang, sudah membuktikan di pra musim bahwa dirinya tidak cocok berperan sebagai striker kedua pendamping Mario Mandzukic. Sementara Padoin yang memang serba bisa, terlalu medioker untuk mengisi pos krusial peninggalan Pirlo sebagai poros permainan.

Alhasil Juve jadi minim kreasi menghasilkan peluang mencetak gol. Mereka terpaksa memainkan skema monoton dengan umpan lambung dari kedua sisi lapangan, memaksimalkan kelebihan Mandzukic pada bola udara. Cara itu mudah terbaca oleh sang lawan, sehingga tak satu pun gol dihasilkan.

Melihat kondisi tersebut, sekali lagi, Juve jelas butuh sokongan penggawa yang tak hanya ber-skill tinggi, tapi juga genius dalam mengkreasi peluang.


 
Vazquez, Cuadrado, dan Lemina bakal jadi solusi?

Sembari menanti kembalinya Marchisio, Khedira dan Morata dari meja perawatan, mari kita tilik rencana lanjutan Juve untuk memperkuat skuatnya musim ini. Usaha untuk mendatangkan sosok jenius nan berkualitas memang terkesan berlarut-larut. Namun kini titik terang mulai tampak.

Berdasar skema 4-3-1-2, dari lini belakang, Beppe Marotta cs baru saja meresmikan transfer Alex Sandro sebagai suksesor Patrice Evra yang makin menua. Sementara itu Juve juga tinggal selangkah lagi mendapatkan Juan Cuadrado, untuk mengisi sisi kanan yang sudah dikawal Stephan Lichtsteiner selama empat musim terakhir.

Bek asal Swiss itu makin menua dan melambat, hal itu terlihat jelas saat dirinya jadi biangkerok gol kemenangan Udinese. Kehadiran Cuadrado diprediksi jadi solusi jitu. Meski tipenya lebih ofensif, pemain asal Kolombia ini amat fleksibel dengan tak kaku dalam bertahan sebagai full back maupun sayap kanan.

Maju ke lini tengah, proses transfer jangkar Olympique Marseille, Mario Lemina, berjalan tanpa halangan. Sebagai jangkar, pemain yang baru berusia 21 tahun ini merupakan sosok cerdas dalam bertahan dan membangun serangan. Ia gemar melepaskan umpan-umpan tak terduga layaknya Pirlo. Pemuda keturunan Gabon itu jelas kompetitif melapis jangkar baru Juve, Marchisio, ketimbang kembali memaksakan Padoin.

Pada pos yang paling krusial untuk mengkreasi kans mencetak gol, trequartista, Franco Vazquez kini jadi nama yang paling realistis. Harus diakui jika kualitasnya masih diragukan, namun ia adalah pilihan terbaik di tengah kegagalan La Vecchia Signora mendatangkan Mario Gotze dan Julian Draxler. Setidaknya torehan 10 gol dan 11 assist di Serie A musim lalu jadi gambaran bahwa bintang Palermo ini tak bisa diremehkan.

Kini kita tinggal menanti realisasinya dan bagaimana Allegri menghadirkan solusi, di tengah situasi yang perlahan mulai pelik. Era baru telah dimulai dan Juve butuh sosok serta ide genius untuk mempertahankan kejayaannya.


"Miskin Kreasi, Juventus Butuh Sosok Genius" oleh: Ahmad Reza Hikmatyar
sumber asli di ambil di sini http://goo.gl/3ayc4z




 
Back To Top